Kamis, 27 Februari 2014

Yuk Cari Tahu : Penelitian: Bagaimana Efek Narkoba pada Seniman?

Nyata Nyata Fakta
 
Take the Style Quiz

Join JustFab and get one pair of extraordinary shoes or bag every month, handpicked for you by our fashion experts.
From our sponsors
thumbnail Penelitian: Bagaimana Efek Narkoba pada Seniman?
Feb 27th 2014, 07:57, by Alexander

Suku-suku Indian kuno di Amerika Selatan mengonsumsi yaje sebagai media mencapai halusinasi, dunia supranatural yang tak terjangkau secara kasat mata. Pada perkembangannya, candu serta variannya merebak pemakaiannya di masyarakat.

Bagi awam, ini sebagai 'pelarian' dari pahitnya hidup. Bagi politisi kolonial, candu dipakai jadi alat pembodohan masyarakat sehingga tak sadar mereka dijajah. Bagi seniman, justru fungsinya berbanding lurus dengan dukun indian kuno, yakni menjelajah alam maya untuk menggali inspirasi.

Ilustrasi


Kalian mungkin bisa menemukan lagu-lagu yang enak didengar, walau sebenarnya mengarah pada gambaran dunia narkoba. Contohnya "Brown Sugar" milik Rolling Stones, "Marry Jane" milik Spin Doctors dan banyak lagi. Atau di ranah lokal lagunya Slank "Popies Lane Memory" bisa mewakili.

Keterlibatan seniman dengan narkoba sudah menarik perhatian ilmuwan sejak lama. Dan saya, tak akan bicara soal selebritas yang makin gencar diberitakan terlibat dengan narkoba. Mereka mungkin pekerja di bidang seni...hiburan, walau tak otomatis jadi seniman.

Saya hanya ingin mengungkap hasil penelitian sebuah departemen di Amerika tentang bagaimana media halusinasi ini berpengaruh dalam tubuh seniman. 

Pada studi kasus, seorang seniman perupa diberikan LSD 25 pada dosis tertentu (50 auq) lalu dibiarkan menggambar sesuai khayalannya.

Kita akan melihat bagaimana LSD memberi efek dari waktu ke waktu...


20 menit


Sang seniman menggambar menggunakan charcoal. Hasil laporan: masih normal, belum ada efek berarti. Maka ia diberi dosis ke-2 : 50 auq.


85 menit


Efek euphoria mulai terasa. Dilaporkan, sang seniman bisa melihat lebih jelas, namun susah mengontrol pergerakan pensil. "Sepertinya pensil ini ingin bergerak terus," ucap sang seniman.


2 jam 32 menit


"Saya minta kertas lagi. Goresan pada gambar ini baik-baik saja, tapi kok hasilnya jelek. Coretan pensil saya jadi aneh, ini bukan gambar yang bagus, ya?" keluh sang seniman.


2 jam 35 menit


Efek samping LSD semakin bereaksi. Kali ini seniman tersebut malah menggambar dengan aneh. "Saya akan menggambar dengan satu gaya... menggores tanpa garis terputus."

2 jam 45 menit

 
Sang seniman terlihat gelisah, reaksinya lamban. Kemampuan komunikasi verbalnya menurun, sering bergumam sendiri dan tak jelas bersenandung sebuah lagu atau tidak. Anehnya, karya yang diciptakan seperti terlihat di atas ini, psikedelik... tapi patut diakui, menakjubkan...setidaknya kalau kamu penggemar abstrak dan surealis.

8 jam


Efek LSD mulai hilang, seniman tersebut kembali normal. Goresan lebih realis, meskipun masih ada distorsi pada figur yang digambarnya. Ia menggambar dengan antusias yang berkurang. "Saya nggak ada komentar dengan gambar ini, sepertinya kurang menarik. Saya hanya ingin pulang."

























Sumber:
memolition

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions